KAYONG UTARA, SP - Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 2, Ria Norsan menjejakkan kaki ke Kabupaten Kayong Utara, Selasa (29/10) sore.
Norsan bersama rombongan tim suksesnya tiba di Pelabuhan Kecamatan Teluk Batang menggunakan speedboat setelah menempuh empat jam perjalanan dari Pelabuhan Rasau Jaya.
Kedatangan Wakil Gubernur Kalbar periode 2018-2023 ke Kayong Utara ini untuk menggelar kampanye dialogis dan bertemu warga di sejumlah titik.
Tak hanya di Kabupaten Kayong Utara, safari politik mantan Bupati Mempawah dua periode itu juga akan berkampanye dan bertemu masyarakat di Kabupaten Ketapang.
Norsan akan menyambangi warga guna menyerap segala aspirasi serta membawa solusi terhadap permasalahan yang dihadapi khusus di Kayong Utara dan Ketapang.
Dialog Teluk Batang
Ribuan warga Kecamatan Teluk Batang, Kabupaten Kayong Utara memadati Posko Pemenangan NKRI untuk menghadiri kampanye dialogis Calon Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 2, Ria Norsan, Selasa (29/10).
Kehadiran Ria Norsan didampingi sederet tokoh penting Kalbar. Diantaranya petinju dunia sekaligus anggota DPD RI Daud Yordan. Kemudian Hildi Hamid, eks Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan sekaligus mantan Bupati Kayong Utara dua periode dan Ketua PWNU Kalbar 2017.
Selain itu, Norsan juga didampingi oleh politisi PPP Ustaz Miftah serta tokoh masyarakat Kalbar asal Teluk Batang, H Marhali.
Kedatangan Norsan di lokasi acara, disambut dengan tradisi Pencak Silat dan pengalungan rangkaian bunga. Warga yang telah membeludak menunggu Norsan, kemudian menyambutnya dengan antusias.
Dalam orasi politiknya, Ulama Kalimantan Barat, Ustaz Miftah menyebutkan Calon Gubernur Kalbar nomor urut 2, Ria Norsan merupakan calon pemimpin yang tawaduk dan dekat dengan umat.
Hal ini, disampaikannya saat mendampingi Ria Norsan di kampanye dialogis di Kecamatan Teluk Batang, Kabupaten Kayong Utara, Selasa (29/10) malam.
“Seorang pemimpin yang besar hati, ini di atas segalanya. Saya sampaikan ini adalah calon pemimpin yang tawaduk,” katanya.
Dia mengatakan, sikap tersebut terbentuk lantaran Norsan merupakan seorang yang selalu menjaga ibadah. Di sisi lain, dia juga dipercaya untuk memimpin organisasi keagamaan.
“Dia seorang Ketua DMI, mewakili masjid-masjid. Lalu Ketua IPHI. Dia seorang yang sangat dermawan,” katanya.
Menurutnya, Norsan kerap mendahulukan kepentingan umat. Kedekatannya dengan para tokoh agama dan ulama menanamkan nilai-nilai yang baik sebagai calon gubernur yang sabar dan penuh keyakinan.
“Ini bisa kita dapatkan di pasangan nomor 2. Insyaallah jadi pemimpin amanah. Kalau kampanye menyempatkan diri ke ponpes ke kiai. Ini pemimpin kita lima tahun mendatang,” paparnya.
Di sisi lain, Sekretaris DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu juga menyatakan kemenangan Norsan dan Krisantus adalah kemenangan untuk rakyat. Para tokoh nasional telah memberikan dukungan penuh untuk pasangan ini.
Dalam sambutannya, Hildi Hamid yang juga kader senior Partai Hanura mengutarakan bahwa Ria Norsan adalah sosok calon pemimpin yang mudah diajak berkomunikasi dan terbuka atas segala masukan.
"Saya mengenal Pak Norsan cukup lama, mudah komunikasi tidak sperti calon lain. Calon lain, kalau kita minta bantuan, dia bilang 'merampot'," kata Hildi.
Hildi menegaskan, pilihan Partai Hanura mengusung Ria Norsan dan Krisantus Kurniawan, lantaran daerah Kayong Utara membutuhkan perhatian dari pemimpin di tingkat provinsi yang mengerti kebutuhan di daerah.
"Kayong Utara tak akan mampu membangun sendiri. Maka perlu perhatian khusus Pemprov jadi mendapat prioritas pembangunan. Maka itu ada di Ria Norsan yang komunikatif," tandas Hildi.
Sementara itu, Ria Norsan menyebutkan akan membawa perubahan dan perbaikan di daerah yang berkeadilan. Termasuk di Kabupaten Kayong Utara khususnya di Kecamatan Teluk Batang.
"Yang belum baik jadi baik. Yang sudah baik dijadikan lebih baik. Kalau sudah berjanji harus kita penuhi karena janji adalah utang harus dibayar," jelasnya.
Wakil Gubernur Kalbar periode 2018-2023 ini akan fokus membangun infrastruktur, kesehatan hingga pendidikan di Kabupaten Kayong Utara. Dia memandang, hal ini menjadi keputusan dasar masyarakat yang mesti dibenahi. (tim gajah)